Hanya Butuh Sedikit Waktu dari Duniamu
Mungkin memang benar kata orang, bila kita bicara di tempat yang salah dan bukan pada waktu yang tepat. Akibatnya pasti akan dahsyat dan mungkin lebih dahsyat dari meledaknya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Tapi ini hal positif juga. Kenapa? Karena kalau tidak ada kejadian ini semua gejolak dalam benak takan pernah terungkap.
Ini bukan curhat, saya hanya ingin melepaskan penat saja yang selama ini terasa berat, mungkin...!
Seperti dikatakan tadi saya haya ingin melepas penat yang terasa berat. Wah berat? Kaya mikul beban satu ton saja ya..!
Dimulai dengan keberatan saya yang Pertama, Saya keberatan dengan kamu yang terlalu asyik dengan duniamu, sementara aku dan kamu juga punya dunia. Bukan saya ingin membatasi dunia kamu karena itu hak kamu dan saya tidak punya hak untuk mengatur kamu, tapi saya hanya ingin sedikit waktu untuk mengurus dunia KITA!
Kedua, Saya keberatan dengan kamu yang selalu hilang tiba-tiba dan harus menunggu lama. Penjelasannya bukan saya ingin selalu berada dekat kamu, tapi saya hanya ingin setidaknya satu atau dua kata untuk tidak membuat saya menunggu. Kenapa? Karena saya manusia bukan barang atau binatang yang bisa diterlantarkan begitu saja! Hal ini sudah saya ungkapkan tapi sepertinya dianggap angin lalu oleh kamu. Dan dalam candaan pun sering saya ungkapkan tapi sepertinya kamu tidak pernah sadar dan harus diingatkan.
Keberatan yang Ketiga, saya keberatan jika saya dijadikan pelarian ketika kamu tidak bisa pergi ke duniamu. Ini bukan berarti saya tidak mau mendengar curhat kamu. Hanya saja mungkin sebab dari keberatan saya yang pertama dan kedua.
Dan ini mungkin perlu jadi renungan buat kamu!
1. Saya harus bercerita pada siapa ketika kamu asyik dengan duniamu? Dan seperti biasa ketika kamu asyik dengan duniamu saya seolah tak ada!
2. Kemana kamu ketika saya butuh kamu dan akan bercerita kamu hilang tiba-tiba? Saya ingatkan lagi, disaat seperti ini biasa jarang ada kata pamit.
3. Kamu kemana dulu ketika saya tak sabar ingin berbagi suka dan duka? Perlu kamu tahu saya terlalu sering saya menunggu!
Terakhir saya mungkin saya terlalu iri dan cemburu dengan dunia kamu. Ini bukan berarti saya pencemburu, tapi melihat banyak kejadian yang lalu dan sering saya lihat sendiri. Untuk duniamu kamu selalu ada, untuk temanmu kamu selalu bisa, bahkan sepertinya untuk memintamu ada bagi mereka, mereka tak perlu susah payah membujukmu dan sepertinya tak perlu meminta untuk kedua kalinya. Bisa saya bandingkan ketika saya ingin “waktu” denganmu saya harus meratap, saya harus memohon, saya harus mengemis dan hampir semuanya tidak kamu gubris.
Kadang saya suka berpikir siapakah saya di matamu, orang berhargakah? Hanya sebagai asesoris dan dijadikan penghias saja? Atau hanya sebagai tempat sampah saja? Entahlah hanya kamu dan Tuhan yang tahu.
Dan kalaupun hanya jadi tempat sampah, saya sadar betul siapa saya! Saya hanya orang kampung bodoh yang tidak berguna dan tidak ada yang bisa dibanggakan.